Menjadi Mulia Setara Raja Dunia

Mulia itu tinggi karena seseorang dipandang dari kedudukan dan jabatan. Mulia itu terhormat karena seseorang dipandang dari pangkat dan martabat. Mulia itu berharga karena suatu logam tahan korosi dan oksidasi. Bertekstur keras, tahan banting, dan tidak mudah berkarat.

Mulia itu kata sifat untuk menjelaskan keadaan, watak, serta tabiat orang, binatang, tumbuhan atau benda. Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek, dan penjelas subjek. Kata sifat adalah kelas kata yang tidak hanya menerangkan atau menjelaskan, tetapi juga mengubah dan menambah arti. Karenanya, suatu subjek menjadi bermakna lebih spesifik.

Tanpa jabatan dan kedudukan, siapapun bisa tinggi mulia. Tanpa pangkat dan martabat, seseorang bisa mulia terhormat. Kemuliaan akan didapatkan karena daya tahan dalam guncangan kehidupan. Kemuliaan akan disematkan karena kerja keras tatkala tantangan menghadang. Kemuliaan akan datang ketika pandai bersyukur dan selalu merasa cukup. Kuncinya ada di hati.

Imam Asy-Syafi-i bertutur, “Idzā kuntā dzū qalbin qanū’in, fa anta wa mālikud-dunya sawāun.” Apabila engkau memiliki hati yang qana’ah, maka kedudukanmu dan raja dunia adalah sama. Qana’ah adalah rela menerima apapun yang diberikan, bersyukur dan bersabar sesuai dengan apa yang berikan oleh Allah.

Beruntunglah orang yang memasrahkan diri, dilimpahi rizki yang sekedar mencukupi dan diberi kepuasan oleh Allah terhadap apa yang diberikan kepadanya. (Terjemah HR. Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Al-Baghawi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos Terkait

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.

kembali ke Atas