Prophetic Responding: Pelajaran dari Rasulullah untuk Konselor

Allah swt. berfirman dalam QS. Al-Fath [48]: 8-9 bahwa, “Sesungguhnya kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)-Nya, mengagungkan-Nya, dan bertasbih bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” Dalam QS. Al-Jumuah [62]: 2, Allah swt. juga menjelaskan bahwa, “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyusikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah). Dan, sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” Dalam QS. Ali Imran [3]: Allah swt. juga menjelaskan bahwa, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar serta beriman kepada Allah…”

Rasulullah saw. diutus sebagai nabi dan rasul terakhir bagi manusia yang berlaku hingga akhir zaman. Beliau diutus untuk mengarahkan manusia ke jalan yang baik dan benar, serta mengalihkan mereka dari jalan yang salah dan sesat. Tujuan Rasulullah saw. diutus adalah untuk membawa manusia keluar dari kegelapan (zhulumat) kepada cahaya (nur) dengan izin Allah swt. As-Sa’di (1416: 92) menjelaskan bahwa kegelapan adalah kebodohan, kekufuran, maksiat (dosa), kelalaian, mementingkan dunia. Sedangkan cahaya adalah ilmu, keyakinan, keimanan, ketaatan, dan penerimaan yang sempurna kepada Tuhannya. Dengan kata lain, Rasulullah saw. bertugas untuk menerangi hati-hati manusia yang terlempar dari cahaya wahyu dan keimanan, mendekatkan manusia kepada sesuatu yang mudah dan menjauhkan dari sesuatu yang sulit.

Ajaran Islam yang dibawa Rasulullah saw. adalah adalah bimbingan kepada seluruh umat manusia (Sofyan Willis, 2004: 39). Intinya, Rasulullah saw. ditugaskan untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada manusia menuju kemandirian sebagai hamba Allah yang berkewajiban untuk mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya agar dilimpahi hidup penuh kebahagiaan bersama manusia lain di lingkungan sosialnya.

Kemandirian yang sehat akan tumbuh melalui interaksi yang sehat antara individu yang sedang berkembang dengan lingkungan dan budaya yang sehat pula. Di sinilah letak esensi upaya pedagosis dalam proses bimbingan dan konseling. Dalam konteks pengembangan kemandirian, tujuan bimbingan dan konseling tidak sebatas sebagai proses pemecahan masalah yang hanya bersifat kekinian, melainkan terarah kepada penyiapan individu untuk dapat menghadapi persoalan-persoalan masa depan dan menjalani kehidupan sebagai anggota masyarakat maupun sebagai makhluk Allah yang Mahakuasa (Sunaryo Kartadinata, 2011: 54).

Sosok Rasulullah saw. telah berhasil memfasilitasi proses interaksi antara manusia dengan lingkungannya secara baik. Secara tidak langsung, setiap interaksi Rasulullah saw. dengan orang-orang di zamannya telah menjadi proses pedagogis serta bimbingan dan konseling. Secara individual, setiap orang yang mengambil manfaat dari interakasinya dengan Rasulullah saw. telah dibantu untuk memperkaya secara menuju kemandirinnya sebagai hamba Allah swt. yang berkewajiban menghamba hanya kepada-Nya agar hidup selamat kini di dunia dan kelak di akhirat.

Bimbingan dan konseling yang dilakukan Rasulullah saw. secara individual, selain telah membangun pribadi-pribadi yang mandiri sebagai hamba Allah swt., Rasulullah saw. juga telah berhasil membangun peradaban masyarakat madani yang hidup dalam kebahagiaan dan kesejahteraan. Masyarakat madani yang bangun Rasulullah tumbuh dan berkembang dari pribadi-pribadi yang berkarakter “langit”, yaitu pribadi hasil didikan, bimbingan, dan arahan Rasulullah yang sangat mengikatkan diri dengan Tuhannya. Sesungguhnya salat mereka, pengorbanan mereka, hidup mereka, dan mati mereka hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Inilah yang menjadikan mereka merasakan bahagia dalam menjalani hidup, menyelesaikan segala persoalaan dengan penuh kesabaran dan menatap masa depan dengan ketawakalan.

Dalam berkomunikasi dengan orang-orang di zamannya, perkataan Rasulullah saw sangat kaya dengan makna. Menurut Az-Zahrani (2005: 66), Rasulullah memiliki kemampuann dalam mengungkapkan apa yang ingin dikatakannya hanya dengan sedikit kata. Hal ini membutuhkan kemampuan akal, kekuatan ruh, dan kekuatan emosi. Sehingga wajar apabila perkataan Beliau  dikenal dengan sebutan “Jawami’ul Kalim” atau kumpulan kata-kata yang sarat dengan makna.

Istilah “Jawami’ul Kalim” hakikatnya adalah mukjizat yang diberikan Allah kepada Rasulullah saw. Istilah ini ada untuk menunjukkan hadits-hadits Nabi saw. Yang sedikit lafadznya tetapi banyak maknanya. Menggunakan banyak majaz dalam berbagai bentuknya. Ini adalah kelebihan Nabi Al-Musthofa daripada nabi-nabi yang lainnya. Dalam hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, yang artinya: “Aku diutus dengan jawami’ul kalim, aku ditolong dengan rasa takut (musuh), ketika aku tidur maka dibukakan kunci-kuci khazanah bumi yang diletakkan ditanganku.” (Shahih Bukhari, 6525/7013).

Sistematika dalam berbicara mampu mempengaruhi jiwa, mengembangkan kekuatan akal dan mengonsentrasikannya dengan baik serta menggerakkan fisik untuk bangkit bergerak. Berbicara dengan sistematis membuat topik yang sedang dibahas menjadi kokoh tanpa ada sedikit kalimat pun yang menyimpang dari tujuannya. Pembicaraan Rasulullah saw. selalu dapat dipahami oleh pendengarnya sekalipun orang bodoh. Kata-katanya tidak berbelit-belit. Biasanya beliau selalu mengulang perkataannya sebanyak tiga kali agar mudah diingat dan membekas dalam pikiran dan jiwa pendengarnya.

Selain memiliki perkataan yang ringkas tetapi efektif dan mempengaruhi akal dan ruh yang orang-orang yang berbicara dengannya, Rasulullah saw. juga memberikan konseling melalui doa untuk membantu konselinya secara transendental. Beliau saw. memanjatkan doa kepada Allah swt. bagi orang yang dirundung masalah atau sedang menderita agar segala beban jiwa dan raga yang diderita. Selain itu, Rasulullah saw. seringkali mendoakan shahabatnya dengan kebaikan-kebaikan di masa depan mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos Terkait

Mulai mengetik pencarian Anda diatas dan tekan enter untuk mencari. Tekan ESC untuk batal.

kembali ke Atas